Advertisement
Gudnyus.id - Sebagai upaya menumbuhkan dan mengembangkan wawasan pemuda dalam berwirausaha, Festival Pemuda Kreatif Batam 2019 menyajikan sesi khusus berupa talkshow wirausaha, Sabtu (21/9). Dua narasumber yang dihadirkan adalah Arseto Hartantiyo Pinontoan selaku Developing The Creative Ecosystem Of Batam dan Dede Saputra sebagai Co-Founder Marlin Booking sekaligus Startup Mentor.
Talkshow yang berlangsung pada pukul 10.00 WIB ini diikuti oleh anak muda dan peserta tenant Bazar. Talkshow ini dimoderatori oleh Muhamad Rizki Januar Hasan selaku founder Trom - Technology Ecosystem Builder dan pengurus Generasi Entrepreneur (GEN) Batam.
Dede mengawali sesi talkshow dengan menceritakan pengalamannya membangun startup Marlin Booking, yaitu sebuah aplikasi yang memudahkan pemesanan tiket kapal. Ide Dede membangun Marlin Booking bermula dari kesulitan dirinya memesan dan memboking tiket kapal dari Batam ke Singapura atau Johor Bahru. Selanjutnya ia juga menjelaskan perbedaan antara startup dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
"Jadi sebenarnya startup itu nature of bisnis (sifat bisnis), dia harus bisa diskalakan dalam waktu singkat atau memiliki scalebility. Startup mutlak harus ada teknologi di dalamnya karena seperti yang kita lihat. Selain skala pertumbuhan yang cepat, startup juga harus memiliki target market yang tepat," jelasnya.
Baca Juga: Festival Pemuda Kreatif Batam 2019, Ini Pesan Amsakar Achmad Kepada Pemuda
Dede mengingatkan agar wirausaha muda dapat beradaptasi di dunia digital. Menurutnya setiap bisnis perlu melakukan digitalisasi agar tidak tertinggal. Ia menjelaskan bagi pemuda yang ingin membangun startup, maka dibutuhkan fokus menciptakan startup yang mampu menyelesaikan masalah.
"Dampak dari startup adalaj memberikan efisiensi. Karena startup bisa menyelesaikan masalah biaya atau waktu. jadi tujuan utamanya adalah memecahkan masalah bukan menghancurkan pasar. Kalau ada pasar yang terganggu itu justru adalah pasar yang tidak efisien," ujar Dede.
Sementara Arseto membagikan kiat agar UKM dapat menjadi startup. Ia mengungkapkan industri kreatif terbesar di Indonesia nomor satu adalah kuliner. Dicontohkannya, brand kopi Janji Jiwa dan Kopi Kenangan yang bisa menscaleup usaha ke seluruh Indonesia dengan sangat cepat.
"Mereka melakukan efisiensi dan bisa menjual kopi tanpa barista. Tapi yang mereka jual bukan kopi sachet. Selain itu ada juga Namaaz Dining, usaha kuliner yang sangat unik. Untuk bisa makan disana harus booking dulu tiga bulan sebelumnya. Itu contoh di bidang kuliner yang skalanya bisa menjadi startup," jelas dia.
Baca juga: Festival Pemuda Kreatif Batam 2019 Ungkap Rahasia Merintis Startup
Ia melihat mindset anak muda di Batam saat ini belum banyak yang mengarah ke wirausaha. Masih banyak anak muda yang orientasi setelah lulus sekolah atau kuliah adalah menjadi pekerja. Padahal Seto menilai 16 sub sektor di industri kreatif memiliki potensi yang menjanjikan.
"Indikator kesuksesan industri kreatif Indonesia itu sejak 2014 setiap tahunnya mengalami kenaikan nilai hampir 90 persen. Ini dibuktikan dengan munculnya beberapa unicorn dan next unicorn dari Indonesia. Festival Pemuda Kreatif Batam ini semoga dapat membuka kesadaran ke generasi muda bahwa ada banyak peluang di industri kreatif untuk mencari uang," ungkap Seto.