Advertisement
Gudnyus.id - Akhir-akhir ini ramai sekali perbincangan mengenai kasus yang begitu mengkhawatirkan mengenai bagaimana seseorang menghadapi depresi yang menghampiri. Benar memang kehidupan sosial yang kita jalani mengalami peralihan yang sangat serius.
Sampai-sampai sekelas publik
figur pun memutuskan untuk mengakhiri hidup. Pasalnya, seseorang yang sering
mencurahkan isi hatinya atau unek-unek di media sosial mendapat banyak rundungan
dari sesama pengguna media sosial.
Namun harus siap menerima
kenyataan yakni, banyak netijen yang tidak sedikit akan berkomentar dan setiap
komentarnya belum tentu membantu bahkan semakin menyudutkan, apalagi ada yang
sampai benar-benar kelewatan.
Hal ini sah-sah aja bukan bagi pengguna
media sosial. Mengapa tidak ada aturan yang mengatur? bukan tidak ada yang
mengatur, Hukum yang mengatur akan hal ini di Indonesia masih belum bisa
dikatakan sempurna bahkan hukum yang berlaku masih bersifat karet sehingga bagi
kita pengguna sosial media sewajarnya menggunakan sosial media dengan baik dan
bijak.
kalau ingin menggunakan media
sosial kalian sebagai tempat mencurahkan unek-unek kalian itu sah-sah saja.
Bahkan orang lain pun memiliki pilihan untuk tidak mengikuti akun kamu. Namun pola pikir atau pemikiran yang
beredar dan terbentuk di masyarakat sedikit
berbeda.
Mereka yang seolah-olah membutuhkan tempat cerita dan mencurahkannya di medsos justru menjadi bahan sindiran bahkan hinaan dan malah dibilang cari perhatian, benar gak tuh?
Mereka yang seolah-olah membutuhkan tempat cerita dan mencurahkannya di medsos justru menjadi bahan sindiran bahkan hinaan dan malah dibilang cari perhatian, benar gak tuh?
1. Buat kalian yang curhat di media sosial mungkin sudah tidak punya pilihan lain untuk tempat curhat.
2. Mungkin dia ingin mencari solusi dari kalian, yang ada malah mereka yang curhat dijadikan bahan omongan dan hujatan karena curahan hatinya di media sosial. Bisa dibilang memang berlebihan, tapi yaudah sih, namanya juga orang lagi punya masalah.
3. Mungkin mereka kurang dihargai dan mungkin belum dapat tempat dan orang yang pas untuk mencurahkan isi hatinya, sampai-sampai banyak orang bikin akun alternatif yang memang digunakan untuk nyampah. Dengan identitas baru mereka seperti itu membuat mereka lebih bebas dari penghakiman orang-orang sekitar.
4. Ada juga yang hanya sekadar ingin cari perhatian. Makanya, nggak usah kebaper-baperan dan merasa mereka adalah orang yang berlebihan karena apa yang mereka lakukan adalah hal yang wajar.
5. Mungkin orang itu kesepian dan hobi memancing komentar dan hujatan dari para pengguna sosial media. Agar dapat teman bicara supaya tidak kesepian
Hakikatnya curhat dan marah itu hal
yang wajar untuk diungkapkan agar dapat melepas energi negatif dari dalam diri
kita. Asalkan tidak berlebihan dan tidak melebih-lebihkan keadaan yang dapat
merugikan orang lain atau tertentu, curhat di media sosial sah-sah aja bukan.
Namun kalau cuman kepleset gara
gara kulit pisang, lalu mengunggah video nangis-nangis sembari bilang kalau orang
tidak becus, dunia tidak adil, hal ini berlebihan. Kalau beginimah kamunya aja
yang kurang hati-hati memang orang yang membuang kulit pisang salah, namun kamu
yang menggunggah ke media sosial juga salah karna sangat berlebihan bahkan kamu
akan mengundang banyak komentar negatif dari netijen.
Sumber Foto: pexel.com