Advertisement
Gudnyus.id – Bagi serorang copywriter mengirimkan artikel kepada redaktur merupakan hal yang sangat menyenangkan sekaligus mendebarkan karena redaktur tidak akan semudah itu menerima tulisan tanpa membaca dan merevisinya. Bahkan kamu harus bersiap untuk menerima kenyataan terkadang artikelmu akan ditolak.
Lantas bagaimana jika kamu hanya orang biasa yang hobi menulis dan ingin mencoba mempublikasikan karya tulismu? Apalagi setelah sekian lama kamu berpikir mencari topik, tanya temen sana-sini untuk menulis dan mengunggahnya ke beberapa situs, termasuk Gudnyus.id namun malah tertolak. Pastinya akan mengakibatkan getaran hebat pada sistem saraf. Bila tidak kuat mental, penolakan itu akan menjadi pukulan yang cukup untuk membuatmu mengurangi aktivitas menulis bahkan berhenti menulis.
Eiittt
Jangan takut, kita berada dalam satu permasalahan yang sama. Bukan cuman kamu
kok yang ditolak tulisannya. Kalau kamu mau berusaha mencoba terus pasti pada akhirnya
akan ada satu yang dipublikasikan karena redaktur tahu bagaimana perkembangan
tulisan kamu.
Gudnyus mencoba merangkum tips dari mereka yang sebelumnya pernah mengalami penolakan seperti kamu. Namun berkat keinginan kuat mereka, kini akhirnya artikel yang mereka buat dapat dengan mudah diterima redaksi.
Mencari dan mendapatkan referensi itu penting. Bagai sebuah daftar pustaka pada tugas akhir yang kalau ketinggalan atau tertinggal akan mempersulit kamu dalam kelulusan. Referensi dibutuhkan untuk membantu kamu dalam mengembangkan arah dan tujuan tulisan. Tak melulu soal tema saja tapi bisa juga penempatan diksi dsb. Sehingga tulisanmu itu memiliki ciri khas tersendiri.
Buat kamu yang suka sekali genre romantis, thrill, dll sesekali coba deh baca kisah tertolaknya Bandung Bondowoso, Panji Asmoro Bangun dan Galuh Candra Kirana. Dengan berbagai referensi tersebut kamu jadi semakin luwes dalam memasukkan berbagai informasi yang kiranya dapat memperkuat dan memperkaya tulisanmu, tentunya dengan pemikiranmu juga di dalamnya.
Referensi menjadi hal paling utama setelah ide dan tema karena referensi akan mempermudah kamu dalam mencari informasi dan fakta-fakta yang ada. Tanpa mengindahkan opini yang akan kamu paparkan, dengan begitu referensi bisa mempermudah kamu dalam menulis.
2. Jadikan dirimu sebagai pembaca saat mengecek ulang tulisanmu.
Setelah kamu mengirimkan karya tulis ke redaksi pasti kamu akan menerima balasan pemberitahuan diterima atau penolakan dari e-mail. Otomatis kamu merasa sangat sedih, duka, pilu, bahkan mungkin ada yang tertawa tergantung dari balasan redaksi.
Apalagi bila kamu baru pertama kali mengunggah sebuah tulisan hasil bikinan sendiri. Bagaikan melihat surat lamaran kerja yang dirobek oleh HRD dan dibuang di depan muka, mungkin seperti itulah gambaran. *maaf ya kalau agak berlebihan, hehehe
Apalagi bila kamu baru pertama kali mengunggah sebuah tulisan hasil bikinan sendiri. Bagaikan melihat surat lamaran kerja yang dirobek oleh HRD dan dibuang di depan muka, mungkin seperti itulah gambaran. *maaf ya kalau agak berlebihan, hehehe
Alasan ditolaknya artikel kamu mungkin saja ada ketidak hubungan atau ketidak selarasan pada tulisanmu. Dengan membaca ulang tulisanmu, kamu dapat menemukan apa yang mungkin menjadi tidak enak untuk dibaca. Apakah jembatan antar paragraf terlalu jauh sehingga tidak berhubungan atau tidak ada fokus tema pada tulisan.
3. Menulis tentang topik populer yang sedang berkembang
Terkadang setelah berbagai cara kamu tempuh tetapi tulisan belum juga dapat mengetuk hati kecil sang redaktur, mungkin kamu harus mencoba hal yang baru. Salah satunya adalah mencari hal-hal yang sedang populer belakangan ini tanpa merubah gaya tulisanmu.
Cara seperti ini dapat membuat tulisanmu lebih menarik. Apalagi kamu kirim pada media-media yang suka menyajikan tulisan kekinian. Dengan hal seperti itu paling tidak kamu dapat membaca situasi dan bersaing dengan mereka yang sudah mulai terlebih dahulu dan memiliki tujuan yang sama.
4. Mengirimkan ke media massa, tulisanmu tetap harus jujur dan dikemas dengan gayamu
Sebenarnya ini adalah cara yang paling mudah untuk kamu melihat tanggapan orang mengenai tulisan yang kamu buat. Disana kamu bisa lihat tulisan seperti apa yang diinginkan dan apakah gayamu diterima atau kurang diterima. Namun hal yang terpenting buatlah sebuah karya tulis yang memiliki nilai jual dan bermanfaat.
5. Masih gagal juga? Coba deh kamu introspeksi, apakah ada yang salah dengan teknis penulisanmu? Atau yang lain
Hal ini adalah hal terakhir apabila tulisanmu masih ditolak juga, cobalah untuk intropeksi dan jangan malu untuk bertanya kepada orang yang sudah malang melintang dalam menulis. Siapa tahu dia bisa membantu.
Ia dapat mengoreksi yang menurut kamu sudah benar padahal sebenarnya ada bagian yang kurang tepat. Setiap orang memiliki gaya menulisnya masing-masing, namun ada aturan dasar menulis yang tidak boleh kamu langgar. Cobalah untuk kamu koreksi kembali semuanya kalau perlu dari hal kecil biar kamu paham dimana kurangnya.
Ia dapat mengoreksi yang menurut kamu sudah benar padahal sebenarnya ada bagian yang kurang tepat. Setiap orang memiliki gaya menulisnya masing-masing, namun ada aturan dasar menulis yang tidak boleh kamu langgar. Cobalah untuk kamu koreksi kembali semuanya kalau perlu dari hal kecil biar kamu paham dimana kurangnya.
Coba deh lakukan hal diatas agar tulisannmu dapat diterima redakur. Jika tidak diterima juga coba lakukan langkah no 5 mungkin dari sana kamu bisa mendapatkan jawaban kenapa tulisan kamu ditolak.
Kalau boleh saran teruslah mencoba menulis dan mengirimkannya. Kalau kamu ditolak terus oleh redaksi mengenai tulisanmu cobalah untuk post tulisannya di media sosialmu dan kamu lihat deh bagaimana tanggapan netizen. Teruslah MENULIS!, SEMANGAT!, Salam SATU TINTA.
Kalau boleh saran teruslah mencoba menulis dan mengirimkannya. Kalau kamu ditolak terus oleh redaksi mengenai tulisanmu cobalah untuk post tulisannya di media sosialmu dan kamu lihat deh bagaimana tanggapan netizen. Teruslah MENULIS!, SEMANGAT!, Salam SATU TINTA.
Foto: Pexels.com