Advertisement
Gudnyus.id – Musim hujan telah tiba, banjir pun tak lama akan ikut meramaikan. Salah satu penyakit yang sangat berpotensi menular saat banjir adalah leptospirosis atau penyakit yang dapat ditularkan melalui kencing tikus. Penularan leptospirosis dengan cara masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lender, mata, hidung, kulit lecet, dan makanan.
Menteri
Kesehatan RI Letjen (Purn) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad(K) RI
mengatakan penularan air kencing tikus ke dalam tubuh manusia sangat potensial
saat banjir. Genangan air yang memasuki setiap sudut rumah memudahkan aliran
air kencing tikus masuk ke dalam tubuh manusia.
''Warga
terdampak banjir harus terhindar dari leptospirosis. Intinya menjaga kesehatan
dengan pola hidup sehat seperti sebelum makan harus cuci tangan pakai sabun.
Hal tersebut sangat mendasar namun efeknya ke kesehatan sangat berpengaruh,
karena tangan menjadi media langsung antara makanan hingga ke mulut,'' kata
Menkes Terawan.
Seseorang
yang tertular leptospirosis dapat dilihat dari gejala yang terjadi berupa tubuh
menggigil, batuk, diare, sakit kepala tiba-tiba, demam tinggi, nyeri otot,
hilang nafsu makan, mata merah, dan iritasi.
Sebelumnya
apakah kamu tau leptospirosis itu apa? Apa gejalanya? Apa penyebabnya? Bagaimana
penangannya? Dan Bagaimana cara pencegahannya?
1. Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan
oleh bakteri Leptospira interrogans yang disebarkan melalui urine atau darah
hewan yang terinfeksi bakteri ini. Leptospirosis dapat menyerang manusia melalui
paparan air atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri
leptospira. Penyakit infeksi bakteri ini banyak terjadi di daerah yang terkena
banjir.
2. Tidak semua orang dapat terkena penyakit ini, namun
apabila terkena kamu akan langsung menunjukkan gejala, apabila kamu terkena
penyakit ini kamu akan melewati masa inkubasi kurang lebih 10 hari dengan
ciri-ciri :
·
Demam tinggi hingga menggigil.
·
Nyeri kepala.
·
Nyeri otot khususnya di daerah betis.
·
Sakit tenggorokan disertai batuk kering.
·
Mata merah dan kulit menguning.
·
Mual hingga muntah-muntah dan disertai diare.
·
Ruam
·
Konjungtivitis
Leptospirosis
biasanya menunjukkan gejala secara mendadak dalam waktu 2 minggu setelah
penderita terinfeksi. Pada sebagian kasus, gejala baru terlihat setelah 1
bulan. Pasca kemunculan gejala, penderita leptospirosis biasanya akan pulih
dalam waktu 1 minggu setelah sistem imunitas dapat mengalahkan infeksi.
Namun sebagian
penderita akan mengalami tahap kedua penyakit leptospirosis yang dikenal
sebagai penyakit Weil. Gejala penyakit Weil ini ditandai dengan dada terasa nyeri,
serta kaki dan tangan yang bengkak.
Selama terserang tahap kedua penyakit
leptospirosis ini, bakteri dapat menyerang organ lain sehingga kondisi menjadi
lebih parah. Keadaan tersebut ditunjukkan dengan:
· Gangguan pada paru-paru dengan gejala batuk,
napas pendek, dan batuk yang mengeluarkan darah.
· Gangguan pada ginjal yang dapat berujung dengan
kondisi gagal ginjal.
· Gangguan pada otak yang ditunjukkan dengan
gejala meningitis.
· Gangguan pada jantung yang memicu peradangan
jantung (miokarditis) atau gagal jantung.
3. Leptospirosis disebabkan oleh infeksi bakteri
leptospira yang dibawa oleh hewan tertentu. Leptospira dapat hidup selama
beberapa tahun pada ginjal hewan yang terinfeksi bakteri ini, lalu dikeluarkan
melalui urine hewan tersebut sehingga dapat mengkontaminasi air atau tanah di
lingkungan.
Bakteri yang mengontaminasi air dan tanah tersebut dapat
bertahan dalam hitungan bulan atau tahun. Sementara hewan yang terkena infeksi
ini dapat terus menyebarkan bakteri meski tidak menunjukkan gejala penyakit
ini.
Penularan pada manusia terjadi saat adanya kontak langsung antara manusia
dengan urine hewan yang terinfeksi, atau dengan air, tanah, dan makanan yang
telah terkontaminasi urine hewan yang terinfeksi bakteri leptospira.
Seseorang dapat terinfeksi bakteri jika mata, mulut,
hidung, ataupun luka terbuka pada kulit bersinggungan dengan:
·
urine, darah, ataupun jaringan dari binatang
yang membawa bakteri
·
air yang terkontaminasi oleh bakteri
·
tanah yang terkontaminasi oleh bakteri
·
seseorang juga dapat terkena leptospirosis jika
tergigit binatang yang terinfeksi oleh penyakit tersebut.
Bakteri ini memasuki tubuh melalui kulit pada luka terbuka,
kulit yang kering, atau lapisan lendir tubuh (seperti mata, hidung, atau
mulut). Biasanya manusia dapat terserang leptospirosis saat terserang banjir di
mana air tersebut sudah terkontaminasi urine hewan yang terinfeksi bakteri lepstospira.
4. Infeksi leptospirosis dapat diobati dengan
antibiotik untuk membasmi bakteri dan mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu
akibat kondisi ini. Obat antibiotik yang umumnya digunakan untuk leptospirosis
adalah penisilin dan doksisiklin. Untuk kasus yang ringan, pasien dapat
diberikan obat antibiotik tablet.
Antibiotik biasanya diberikan selama 1 minggu
dan harus dikonsumsi hingga obat habis untuk memastikan infeksi sudah bersih.
Dalam waktu beberapa hari setelah pengobatan, kondisi penderita biasanya sudah
pulih.
Selain antibiotik, obat pereda nyeri, seperti paracetamol
juga dapat diberikan untuk mengatasi gejala awal leptospirosis, seperti
demam, sakit kepala, atau nyeri otot. Jika penyakit leptirospirosis berkembang lebih parah atau
sering disebut penyakit Weil, maka pasien perlu mendapatkan perawatan di rumah
sakit.
Pada kondisi ini, antibiotik akan disuntikkan ke dalam pembuluh darah
vena dalam tubuh. Saat infeksi telah menyerang organ tubuh, maka beberapa
penanganan tambahan diperlukan untuk menjaga sekaligus mengembalikan fungsi
tubuh, seperti:
· Infus cairan, untuk mencegah terjadinya
dehidrasi pada penderita yang tidak bisa minum banyak air.
·
Pemantauan terhadap kerja jantung.
·
Pemakaian alat bantu pernapasan jika terjadi
gangguan pernapasan pada penderita.
·
Dialisis atau cuci darah, untuk membantu fungsi
ginjal.
Kemungkinan
sembuh penyakit Weil tergantung dari organ mana yang ikut terserang infeksi dan
tingkat keparahannya. Kematian pada pasien leptospirosis parah yang terjadi
biasanya disebabkan oleh komplikasi gangguan paru, ganguan ginjal, atau
perdarahan dalam tubuh.
5. Agar terhindar dari leptospirosis, bersihkanlah
sekeliling rumah sebelum banjir melanda. Jangan sampai ada ruang untuk tikus
tinggal dan beranak pinak. Karena, tikus merupakan salah satu hewan yang
menjadi media penyebaran kuman selain kucing, anjing, sapi, domba, dan babi.
Sebisa mungkin jauhkan diri dari air banjir ketika banjir
terjadi. Apalagi jika ada bagian tubuh yang sedang terluka, kuman dapat dengan
mudah masuk ke dalam tubuh.
Selain itu, seseorang juga bisa melindungi diri dari
leptospirosis dengan rajin mencuci tangan setiap setelah memegang hewan
peliharaan. Hindari juga kontak langsung dengan urine hewan.