Advertisement
Gudnyus.id - Setiap anak di usian 20-30 tahun pasti mengalami yang namanya quarter life crisis. Namun banyak yang bertanya-tanya bagaimanakah cara menghadapinya ? Dalam mencanangkan sebuah program intervensi, O’Hanlon (dalam Atwood & Scholtz, 2008) menjelaskan bahwa terapi untuk individu yang mengalami quarter-life crisis fokus pada pembahasan tentang berbagai macam kemungkinan untuk menyelesaikan masalah.
Selain itu, terapi yang digunakan diharapkan mampu memberikan apresiasi terhadap pengalaman dan kekuatan dalam diri individu, keyakinan untuk melakukan tindakan-tindakan yang akan membantu mereka untuk bangkit membangun masa depan yang mereka inginkan.
Selain itu, terapi yang digunakan diharapkan mampu memberikan apresiasi terhadap pengalaman dan kekuatan dalam diri individu, keyakinan untuk melakukan tindakan-tindakan yang akan membantu mereka untuk bangkit membangun masa depan yang mereka inginkan.
Salah satu intervensi yang mungkin bisa membantu menghadapi masa ini adalah solution-focused therapy, yang dianggap efektif dalam membantu individu mengatasi perasaan dan pandangan negatif baik terhadap dirinya sendiri maupun masalah yang sedang dihadapi.
Solution-focused therapy dapat diaplikasikan ke berbagai jenis masalah, baik dalam konteks sekolah, praktek pribadi, serta berbagai jenis klien mulai dari anak-anak, remaja, pasangan, keluarga hingga kasus individual orang dewasa.
Solution-focused therapy dapat diaplikasikan ke berbagai jenis masalah, baik dalam konteks sekolah, praktek pribadi, serta berbagai jenis klien mulai dari anak-anak, remaja, pasangan, keluarga hingga kasus individual orang dewasa.
Beberapa teknik yang akan digunakan dalam terapi dengan pendekatan solution-focused meliputi penggalian masalah, pemberian miracle questions, menemukan pengecualian (exceptions) saat masalah yang dibahas tidak muncul, serta menggunakan scaling questions sebagai usaha untuk membuat klien menjadi lebih berorientasi pada realita dan masa depan yang dipilihnya.
Individu yang muncul dalam sesi terapi pada umumnya akan mengevaluasi kembali relasi-relasi interpesonal yang mereka miliki, seperti hubungan dengan keluarga, teman, lingkungan pekerjaan, figur-figur yang dianggap signifikan serta lingkungan sosial dan budaya tempat dimana mereka tinggal (Atwood & Scholtz, 2008).
Individu yang muncul dalam sesi terapi pada umumnya akan mengevaluasi kembali relasi-relasi interpesonal yang mereka miliki, seperti hubungan dengan keluarga, teman, lingkungan pekerjaan, figur-figur yang dianggap signifikan serta lingkungan sosial dan budaya tempat dimana mereka tinggal (Atwood & Scholtz, 2008).
Seperti yang telah dilakukan oleh Agustin (2012) pada 3 orang dewasa yang berumur rentang 22-29 tahun, hasilnya adalah bahwa solution-focused therapy dikatakan efektif namun belum sepenuhnya dapat membawa keluar dari situasi quarter life crisis.
Pada perkembangannya kemudian, dengan mempertimbangkan kebutuhan akan adanya penanganan yang menyeluruh dalam waktu singkat hingga tekanan biaya, teknik solution-focused juga mampu diaplikasikan dalam waktu yang pendek, dikenal dengan istilah Solution-Focused Brief Therapy (SFBT).
Pada perkembangannya kemudian, dengan mempertimbangkan kebutuhan akan adanya penanganan yang menyeluruh dalam waktu singkat hingga tekanan biaya, teknik solution-focused juga mampu diaplikasikan dalam waktu yang pendek, dikenal dengan istilah Solution-Focused Brief Therapy (SFBT).
Banyak metode untuk mengatasi quarter life crisis dalam masa ini. Quarter life crisis adalah masa yang akan banyak orang lalui atau sudah dilalui. Setiap orang memiliki coping berbeda-beda untuk menghadapinya, tetapi menghadapi masa ini dapat menjadi peluang untuk melakukan perubahan positif dalam hidup.
Sumber Jurnal :
Quarter Life Crisis: Mengatasi Kegalauan Generasi Millenial,
Vini Mutia Fitri, Division for Applied Social Psychology Research
Foto : pexels.com