Advertisement
Gudnyus.id - Orientasi belanja adalah gaya pembeli yang menempatkan penekanan khusus pada aktivitas tertentu. Orientasi belanja dapat didefinisikan sebagai gaya pembelanja yang memberikan penekanan khusus pada gaya hidup belanja yang mencakup kegiatan belanja, kepentingan dan pendapat, dan mencerminkan pandangan dari belanja sebagai sebuah fenomena sosial, rekreasi dan ekonomi yang kompleks. Berikut adalah 7 orientasi belanja menurut Seock dan Bailey dalam penelitiannya yang dimuat International Journal of Consumer Studies:
1. Shopping Enjoyment
Shopping Enjoyment atau kesenangan belanja diartikan sebagai kesenangan yang diperoleh dari proses belanja. Kenikmatan belanja diidentifikasi menjadi tiga jenis konstruk, yang meliputi pelarian, kesenangan, dan gairah. Pelarian tercermin dalam kenikmatan yang berasal dari melakukan kegiatan yang menarik, sampai ke titik yang menawarkan pelarian diri dari tuntutan dunia sehari-hari. Kesenangan adalah sejauh mana seorang merasa gembira, bahagia, atau puas dalam belanja online.
Sedangkan gairah adalah sejauh mana seorang merasa terangsang, aktif, atau waspada selama melakukan belanja online. Konsumen yang masuk dalam kategori shopping enjoyment, akan mencapai kesenangannya dengan menghabiskan waktu untuk melakukan browsing produk yang diinginkannya. Sehingga suasana hati yang bagus bisa menjadi sebagai salah satu alat ukur dari shopping enjoyment. Suasana hati yang bagus atau positif dapat berupa perasaan suka, bagus dan senang.
Menurut Menon dan Kahn, pengalaman yang menyenangkan atau membangkitkan akan berdampak pada pengalaman berikutnya. Jika pelanggan merasa senang dan membangkitkan rangsangan selama pengalaman belanja online mereka, mereka lebih cenderung terlibat dalam perilaku pembelian berikutnya.
Kenikmatan belanja diciptakan dari kesenangan dari pengalaman belanja online, bukan dari penyelesaian aktivitas berbelanja. Dengan demikian kenikmatan belanja mencerminkan persepsi pelanggan mengenai hiburan dalam berbelanja online. Pembeli pada segmen ini menikmati transaksi pembelian tidak hanya untuk produk yang dibeli, tetapi demi pengalaman itu sendiri.
2. Brand/Fashion Conscious
Brand/Fashion Conscious adalah pembeli yang mencari merek yang sudah dikenal. Brand/fashion conscious shopper memiliki arti konsumen yang sadar akan merek atau mode. Pembeli yang sadar akan merek dan mode akan mengunjungi situs web untuk memeriksa produk terbaru dari situs tersebut dan mereka akan membelinya jika sesuai dengan selera mereka.
Merek didefinisikan sebagai pembeda nama atau simbol (seperti logo, merek dagang dan desain package) yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau pengecer, dan membedakan mereka dari pesaingnya. Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing.
Merek lebih dari sekedar nama dan simbol. Merek adalah elemen penting dalam hubungan perusahaan dengan konsumen. Merek merepresentasikan persepsi konsumen dan perasaan terhadap produk dengan kinerja produk tersebut. Bagi banyak penjual online, nama merek adalah nama perusahaan dalam lingkungan e-commerce.
Perusahaan yang terpercaya dan nama merek digunakan untuk menggantikan informasi mengenai suatu produk oleh konsumen yang ingin melakukan pembelian online. Nama merek yang kuat bukan hanya menarik pelanggan yang baru, tapi juga memiliki kemampuan untuk membuat pelanggan merasa nyaman dengan keputusan pembelian mereka. Pembeli ini mencari merek-merek terkenal dan lebih trendi.
3. Convenience/Time Conscious
Convenience/Time Conscious dapat diartikan sebagai pembeli yang sadar akan waktu dan kenyamanan. Pembeli dengan tipe ini memiliki kecenderungan untuk berbelanja di toko yang dapat menghemat waktu ketika mereka melakukan kegiatan belanja.
Convenience atau kenyamanan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan penghematan dimensi waktu dan usaha dalam melakukan suatu transaksi pembelian. Kenyamanan jasa adalah persepsi konsumen terhadap waktu dan usaha berkaitan dengan pembelian atau pemakaian suatu jasa.
Konseptualisasi ini menggunakan dimensi waktu dan usaha sebagai manfaat kenyamanan (penghematan waktu dan atau usaha) atau biaya atau beban ketidaknyamanan (pemborosan waktu dan atau usaha). Dilihat dari sisi e-commerce, kenyamanan dapat mengacu pada sejauh mana pelanggan merasa bahwa suatu situs web bersifat sederhana, intuitif, dan mudah digunakan.
Beberapa studi menunjukkan bahwa kenyamanan adalah motivator utama bagi pelanggan untuk berbelanja online dan berinteraksi dengan vendor online. Kemungkinan pembelian online akan meningkat seiring dengan peningkatan persepsi pelanggan terhadap kenyamanan belanja online.
Beberapa jenis kemudahan dapat dianggap sebagai keseluruhan proses berbelanja. Sebagai contoh, produk yang mudah dijangkau memiliki “kemudahan akses”, sedangkan produk-produk yang mudah untuk ditemukan dan dibandingkan menunjukkan “kenyamanan pencarian”. “kenyamanan kepemilikan” terjadi ketika produk mudah diperoleh, sedangkan kemudahan pembelian dan pengembalian memungkinkan pembeli untuk memiliki “kenyamanan transaksi”. Selain itu, belanja yang cepat dan tanpa penundaan mewujudkan “kenyamanan waktu”.
Kenyamanan sering dikonseptualisasikan sebagai gagasan berorientasi waktu, meskipun ada bukti bahwa kemudahan tidak terdiri dari dimensi ruang dan usaha. Masing-masing mungkin termotivasi oleh satu atau semua dimensi. Misalnya belanja online mengeliminasi waktu berkendara dan memungkinkan pembeli untuk mengakses toko yang jauh. Pembeli segmen ini lebih mencari transaksi pembelian yang membuat mereka nyaman.
4. Price Conscious
Price conscious adalah pembeli yang memusatkan perhatian pada harga suatu barang. Mereka mencari dan membandingkan suatu penawaran dengan harga yang lebih rendah. Konsumen akan mengunjungi situs internet untuk mencari tahu tentang penjualan atau penawaran promosi, atau untuk membandingkan harga dari situs
perusahaan yang berbeda.
Harga yang rendah dapat menjadi faktor yang menyebabkan seorang konsumen memilih salah satu situs web mana yang akan mereka pilih. Calon pembeli yang sadar akan harga sering juga dikatakan sebagai economic shopper (pembeli ekonomis). Pembeli ekonomis adalah mereka yang berkeliling-keliling sebelum melakukan keputusan pembelian.
Pendapat lain mengatakan pembeli ekonomis adalah mereka yang menaruh perhatian pada penghematan uang. Pembeli ekonomis juga dideskripsikan sebagai kelompok yang memiliki perhatian utama pada harga berbagai produk sehingga mereka akan berbelanja untuk pilihan harga dan kualitas yang terbaik.
Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa, atau sejumlah nilai yang pelanggan tukarkan atas kepemilikan atau penggunaan manfaat dari sebuah produk atau jasa. Harga adalah sejumlah nilai tukar yang dibebankan untuk mendapatkan suatu produk atau jasa. Pada zaman dahulu, untuk mendapatkan suatu barang atau jasa biasa dilakukan dengan barter. Namun seiring perkembangan zaman, kini masyarakat telah mengenal uang sebagai alat tukar untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.
Harga merupakan aspek penting dalam belanja online. Kekuatan harga terbukti nyata dalam peringkat format toko. Beberapa pembeli sangat sensitif terhadap harga dan karena itu melihat barang yang murah. Individu itu akan secara aktif mencari dan membeli produk dari internet untuk mendapatkan harga yang lebih rendah, karena harga rendah merupakan alasan utama mengapa pembeli berbelanja di toko online.
Internet menurunkan biaya pencarian untuk mendapatkan informasi tentang harga dan penawaran produk, dan mengurangi inefisiensi yang disebabkan oleh pencarian harga dari pembeli. Dalam temuannya tersebut tersirat bahwa internet secara signifikan mengurangi biaya mencari harga bagi konsumen yang sadar akan harga dengan menyediakan akses informasi cepat mengenai produk dan jasa kepada mereka. Pembeli segmen ini mencari harga produk yang lebih rendah.
5. Shopping Confidence
Shopping confidence adalah konsumen yang merasa aman dengan kemampuan mereka dalam membuat keputusan pembelian. Pengertian lain dari shopping confidence ini adalah konsumen yang merasa percaya diri dalam berbelanja.
Mereka telah mengetahui apa yang akan mereka beli dan tempat yang akan dikunjungi, dan menganggap bahwa dirinya adalah pembeli yang baik. Beberapa pembeli pakaian (terutama wanita) merasa percaya diri dalam kemampuan mereka untuk memilih pakaian yang tepat untuk diri mereka sendiri, sedangkan yang lainnya lebih memerlukan kepastian dan bimbingan dari orang lain saat berbelanja.
6. Brand/Store Loyalty
Brand loyalty atau loyalitas merek adalah suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek lain yang ditawarkan oleh kompetitor, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lainnya.
Loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan terhadap sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika dalam merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut.
Loyalitas merek adalah komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang atau berlangganan dengan produk atau jasa yang disukai secara konsisten di masa datang, sehingga menimbulkan pembelian merek atau rangkaian merek yang sama secara berulang. Loyalitas pelanggan dipandang sebagai kekuatan hubungan antara sikap relatif (relative attitude) individu dan pembelian ulang. Pembeli segmen ini merupakan pelanggan setia terhadap merek atau toko tertentu.
7. In-home shopping
Belanja online melalui media internet sebagai gaya hidup baru menggejala beberapa tahun terakhir seiring dengan makin murahnya biaya akses internet dan makin banyaknya provider yang menyediakan layanan akses internet cepat, dan didukung dengan fasilitas wi-fi di mana-mana, baik di kampus, dan di kantin.
Bagaimanapun, belanja online menawarkan banyak kemudahan dan keuntungan; konsumen tidak perlu lagi keluar rumah mengeluarkan biaya transportasi dan waktu untuk mendatangi toko yang diminati. Cukup dengan membuka komputer/laptop dan gadget, menyalakan akses internet dan membuka alamat portal belanja online yang dituju. Pembeli segmen ini lebih suka berbelanja dari rumah
Nah, itulah 7 orientasi belanja yang dikonsepkan sebagai bagian tertentu dari gaya hidup dan dijalankan oleh berbagai kegiatan, kepentingan dan pernyataan pendapat yang relevan dengan tindakan belanja. Semoga artikel ini bermanfaat.
Sumber:
PENGARUH ORIENTASI BELANJA DAN GENDER DIFFERENCES TERHADAP PENCARIAN INFORMASI ONLINE DAN BELANJA ONLINE
Gita Chairun Nisa, UIN Syarif Hidayatllah
Foto: pixabay.com