Advertisement
- Penulis: Abdullah Affandi, Mahasiswa Politeknik Negeri Batam
Gudnyus.id - Mari kita mulai dari definisi akuntansi terlebih dahulu. Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi non-profit, dan lembaga pemerintah.
Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi, dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Seseorang yang melaksanakan setiap pekerjaan akuntansi disebut dengan akuntan.
Di dunia yang berkembang saat ini, kita tidak bisa dipisahkan dari teknologi. Dengan berkembangnya zaman, sejumlah profesi dan pekerjaan diperkirakan akan hilang karena digantikan oleh kecerdasan buatan.
Saat ini dunia telah memasuki revolusi industri 4.0. adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik atau biasa disebut dengan “pabrik cerdas”. Di dalam pabrik cerdas berstruktur moduler, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan membuat keputusan yang tidak terpusat.
Lewat internet untuk segala (IoT), sistem siber-fisik berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia secara bersamaa. Lewat komputasi awan, layanan internal dan lintas organisasi disediakan dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak lewat rantai nilai.
Salah satu profesi yang diperkirakan akan lenyap karena berkembangnya zaman adalah akuntan. Pekerjaan para akuntan kini perlahan-lahan mulai digantikan dengan kecerdasan buatan dengan digunakannya berbagai macam program yang dapat menggantikan peran manusia dalam melakukan pekerjaan, khususnya kegiatan yang berulang dan tidak membutuhkan teknik analisis khusus.
Akankah perkembangan teknologi ini akan menggeser peran akuntan? Teknologi digunakan untuk mempermudah proses akuntansi yang dilakukan oleh para akuntan dengan cara yang lebih efektif, lebih efisien, lebih cepat, dan dengan biaya yang lebih sedikit. Teknologi hanya akan menggantikan proses akuntansi dalam mencatat dan mendokumentasikan transaksi keuangan.
Ketika proses akuntansi tersebut telah selesai dilakukan, maka akan menghasilkan data-data yang masih terbatas. Transaksi-transaksi tersebut telah terjadi dan tidak ada lagi yang bisa dilakukan teknologi untuk mengubah hal yang telah terjadi itu.
Perkembangan teknologi telah membuka berbagai kemungkinan baru sekaligus meningkatkan risiko secara bersamaan. Peranan akuntan saat ini tidak lagi terbatas pada pembukuan. Namun, mencakup pengendalian internal, memberikan analisa informasi bagi manajemen, terutama terkait strategi-strategi keuangan perusahaan.
Teknologi atau kecerdasan buatan merupakan alat yang dapat dimanfaatkan oleh akuntan untuk dapat melakukan proses akuntansi dengan lebih efektif dan efisien. Namun, hal tersebut tidak dapat menggantikan peran intelektual seorang akuntan untuk melakukan analisa terhadap laporan yang dihasilkan.
Jadi, akuntan masih sangat dibutuhkan di era industri 4.0 ini namun bukan hanya sebatas pembuat laporan keuangan tetapi sebagai penganalisis laporan keuangan. Akuntan di masa depan harus berpengetahuan, berkualitas, berkemampuan memadai, mampu berkembang dan selalu berinovasi dengan teknologi.
*Opini ini telah diterbitkan juga di buletin LPM Paradigma edisi Juli 2020