Advertisement
Gudnyus.id - Setelah menemukan ide dan peluang bisnis, seorang wirausaha digital perlu melakukan studi kelayakan usaha (SKU). SKU adalah proses yang menentukan suatu ide bisnis berpotensi menjadi bisnis yang sukses atau tidak. Studi kelayakan yang diterapkan secara benar akan menghasilkan laporan komprehensif tentang kelayakan bisnis yang akan direalisasikan dan mengukur besaran risiko yang mungkin terjadi.
Ukuran kelayakan masing-masing jenis usaha sangat berbeda, misalnya antara usaha jasa dan non jasa. Meskipun demikian, aspek-aspek yang digunakan untuk menentukan kelayakan sebuah bisnis adalah sama. Dalam hal ini, kelayakan bisnis dapat dikaji menggunakan aspek-aspek, seperti: pasar dan pemasaran, teknis dan produksi, manajemen dan keuangan, hukum dan perizinan, lingkungan.
1. Aspek Pasar dan Pemasaran
Pasar dapat digambarkan sebagai suatu hal kompleks yang di dalamnya terdapat peluang dan ancaman, konsumen dan pesaing, daya beli dan kemudahan, serta parameter lainnya. Kajian terhadap pasar dilakukan dimaksudkan untuk mengukur apakah ide/ peluang bisnis memiliki kemampuan untuk diserap dengan baik oleh pasar atau tidak. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menganalisis pasar, meliputi:
a. Kondisi dan Karakteristik Pasar
Seorang wirausaha digital perlu mengenali kondisi dan karakteristik tempat yang dijadikan pasar atas barang/ jasa yang ditawarkannya. Apakah target yang hendak dituju pasar konsumen, industrial, reseller, atau pemerintah? Wirausaha digital dapat pula mengidentifikasi, apakah pasar yang akan dimasuki memiliki karakteristik: monopoli, oligopoli, persaingan sempurna atau monopolistik?
b. Permintaan Konsumen
Relasi antara wirausaha digital dan konsumen dibangun melalui penawaran dan permintaan atas barang/jasa. Penawaran berperan dalam mengarahkan minat konsumen. Ketertarikan konsumen untuk membeli barang atau jasa dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti: harga barang/ jasa yang ditawarkan, porsi pendapatan untuk dibelanjakan, selera, ketersediaan/stok, akses, serta harga barang/ jasa yang memiliki hubungan substitusi (barang pengganti) dan komplementer (barang pelengkap). Dengan demikian, jumlah permintaan dan penawaran yang berlangsung di pasar saat ini dapat dijadikan dasar untuk mengetahui struktur pasar atas barang/ jasa.
c. Produk Sejenis Maupun Substitusinya
Dalam mengidentifikasi produk sejenis, hal pertama yang perlu dilakukan adalah membagi pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda (market segmentation). Variabel utama yang digunakan untuk melakukan segmentasi pasar meliputi: geografis (Provinsi/Kabupaten/Kecamatan, iklim, bangsa), demografis (umur, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, pendidikan), psikografis (kelas sosial, gaya hidup), dan perilaku (kebiasaan, respons atas barang/jasa) (Philip Kotler, 1997).
Segmentasi pasar dapat dilanjutkan dengan memilih salah satu pasar sebagai target (market targeting) berdasarkan data penjualan terakhir, proyeksi laju pertumbuhan, dan margin laba. Selanjutnya membangun dan mengkomunikasikan keunggulan barang/ jasa kepada konsumen (market positioning).
d. Harga Pasaran dan Daya Beli Konsumen
Penetapan harga jual barang/ jasa perlu memperhatikan kemampuan masyarakat dalam membelanjakan uangnya. Pendekatan terbaik dalam mengukur daya beli masyarakat adalah dengan mengukur tingkat pendapatan (income) dengan pendapatan yang belum dibelanjakan (disposable income). Dalam hal ini tidak ada ukuran yang pasti, namun kecermatan dalam memperhatikan tren konsumsi masyarakat dan harga barang/ jasa yang telah ada sebelumnya turut menentukan kesuksesan penjualan. Salah satu medium untuk melihat tren konsumsi masyarakat adalah Google Trends.
e. Strategi Pemasaran yang Tepat
Beberapa hal yang menentukan keberhasilan pemasaran mencakup desain barang/ jasa (merek, logo, moto, kemasan, label), tinggi/ rendah/ kesetaraan harga dan kualitas barang/ jasa terhadap pesaing, pemilihan lokasi dan distribusi barang/ jasa (jarak, akses, jumlah pesaing), dan sarana promosi langsung/ tidak langsung (iklan, tenaga sales, publikasi, penjualan pribadi).
f. Prediksi Penjualan
Tahapan-tahapan yang dilakukan untuk melakukan prediksi penjualan meliputi: pengumpulan data primer (survei)/ sekunder (buku, jurnal), pengolahan data (tabulasi), penentuan metode berdasarkan atas faktor-faktor perubahan ekonomi, politik, ataupun sosial dan dilanjutkan dengan proyeksi data, serta pengambilan keputusan terkait perencanaan jangka panjang/ pendek terkait produksi, keuangan, dan penjualan.
Kajian terhadap aspek pasar dan pemasaran dilakukan untuk menegaskan bahwa usaha yang dijalankan berpotensi mengalami peningkatan penjualan hingga menghasilkan keuntungan, mampu mengatasi persaingan dan menguasai pasar, menaikkan nilai jual barang/ jasa di pasaran, serta menjawab kebutuhan konsumen.
2. Aspek Teknis dan Produksi
Dalam pembahasan mengenai kajian terhadap aspek pasar, seorang wirausaha digital berusaha mencari informasi tentang apa kebutuhan dan harapan pasar tentang suatu produk. Sedangkan kajian terhadap aspek teknis dan produksi lebih diarahkan untuk mewujudkan barang/ jasa yang dibutuhkan dan diharapkan oleh pasar.
Analisis teknis dan produksi akan berkaitan langsung dengan kualitas dan kuantitas barang/ jasa yang ingin dikembangkan, mencakup hal-hal seperti: daya tarik barang/ jasa bagi calon pelanggan dan sumber daya yang diperlukan saat produksi. Pertanyaan-pertanyaan terkait analisis aspek teknis dan produksi bertujuan untuk maksud-maksud berikut:
a. Memvalidasi ide dan peluang bisnis
b. Mengembangkan sebuah ide
c. Memperkirakan pangsa pasar suatu barang/ jasa
d. Melakukan tes pasar atas barang/ jasa yang baru
3. Aspek Manajemen
Untuk memastikan kelangsungan sebuah usaha, seorang wirausaha digital harus memastikan bahwa ia memiliki sumber daya yang cukup. Penilaian dan pengaturan atas sumber daya yang dimiliki bersifat rinci. Hal ini perlu dilakukan secara berkelanjutan. Fungsi manajemen yang berjalan dengan baik diindikasikan dengan kondisi usaha yang tertata dan terkendali.
4. Aspek Keuangan
Aspek keuangan sangat diperlukan untuk mengukur profitabilitas usaha di masa mendatang. Dengan menggunakan pendekatan present value dan pertimbangan jangka waktu tingkat pengembalian biaya investasi (pay back period), Anda dapat menilai kelayakan usaha dalam jangka waktu yang panjang.
Penilaian kelayakan usaha juga perlu memasukkan unsur inflasi dan time value of money. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis aspek keuangan, meliputi: kebutuhan dan sumber dana investasi, angsuran pinjaman, proyeksi penjualan berbanding biaya produksi (Break Even Point), penilaian modal dasar usaha (dana pribadi, pinjaman/ kredit usaha, warisan), dan penyusunan laporan keuangan.
5. Aspek Hukum dan Perizinan
Penilaian atas keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dokumen sebelum mulai menjalankan usaha merupakan hal yang penting. Dokumen-dokumen dimaksud, antara lain: badan hukum, perizinan, sertifikat tanah, maupun dokumen pendukung lainnya.
Analisis aspek hukum bertujuan untuk menganalisis legalitas usaha yang dijalankan, meliputi: ketepatan bentuk badan hukum, perizinan dan jaminan atas pinjaman yang diberikan oleh pihak ketiga (perorangan/ bank/ koperasi/ lembaga pembiayaan lainnya).
6. Aspek Lingkungan
Lingkungan dapat berperan sebagai peluang sekaligus ancaman atas keberlangsungan sebuah usaha. Analisis terhadap aspek lingkungan dimaksudkan untuk untuk mengidentifikasi kondisi lingkungan operasional, lingkungan industri, lingkungan ekonomi, serta hal-hal lain terkait AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Nah, sekarang coba buat studi kelayakan usahamu ya, semoga sukses.