Advertisement
1. Persiapkan Brand dengan Matang
Sebelum berjualan, kenali dulu brand seperti apa yang akan ingin dikenal oleh masyarakat luas. Mulai dari nama dan karakteristik brand, makna dan filosofi dari logo, tagline, design, hingga pesan, dan nilai-nilai yang ingin disampaikan kepada konsumen. Intinya, definisikanlah brand secara jelas.
Setelah semua aspek tersebut sudah dikonsep dan direncanakan dengan matang, sesuaikan pula dengan target pasar yang kita tuju. Contoh, target pasar bisnis kita adalah remaja dengan rentang umur 15-20 tahun. Maka buatlah konsep brand kita se-milenial mungkin serta menunjukkan spirit dari anak muda.
2. Terus Membuat Inovasi
Konsumen cenderung menyukai sesuatu yang baru dan unik, maka hal itulah yang harus kita perhatikan.Teruslah membuat inovasi pada produk-produk yang diluncurkan dan jadilah berbeda dari pesaing.
Perlu diketahui, inovasi tidak hanya terkait dengan produk. Kita juga bisa melakukan inovasi pada saat promosi yakni melalui iklan. Buatlah campaign atau iklan produk kita secara menarik dan kreatif, atau bahkan sedikit nyeleneh pun tidak apa-apa, asalkan masih di dalam batas wajar. Tentu kita tidak akan lupa lirik “kerja lembur bagai kuda” dari lagu iklan salah satu mal yang sempat viral pada tahun 2018 lalu.
Intinya, lakukan inovasi dengan riset yang matang serta berikan pemasaran yang kreatif agar brand kita dapat melekat di benak dan hati konsumen.
3. Jalin Komunikasi dengan Pelanggan
Branding sendiri pada dasarnya adalah suatu proses untuk berkomunikasi dengan pelanggan melalui berbagai aspek. Lakukanlah interaksi dengan konsumen agar terjalin suatu hubungan yang lebih erat.
Kita bisa memanfaatkan fitur-fitur yang ada di media sosial, contohnya Instagram. Ada beragam fitur yang bisa digunakan untuk menjalin komunikasi dengan konsumen.
Gunakan fitur polling terkait produk yang ingin kita luncurkan ke depannya, atau Q&A agar bisa mengetahui apa yang diinginkan konsumen. Selain itu, pastikan kita aktif di media sosial untuk memperkenalkan brand dengan rajin mem-posting, serta membalas pesan atau komentar dari konsumen.
Sebuah brand yang mampu menjalin hubungan baik dengan konsumen niscaya akan lebih dipercaya dengan konsumen sehingga mereka tak ragu untuk loyal kepada produk kita.
4. Evaluasi dan Konsisten
Setelah menjalankan berbagai strategi, lakukanlah evaluasi. Apakah ada kekurangan dari sisi design ataupun logo, atau barangkali ada tagline yang menarik dan disukai konsumen. Evaluasi penting untuk mengetahui langkah selanjutnya yang harus diambil.Menjadi konsisten juga hal yang harus dilakukan bagi setiap pebisnis. Apabila dari awal memang menyuguhkan suatu produk dengan konsep minimalis dan elegan, maka pertahankanlah hal tersebut. Apabila kita tidak konsisten, secara tidak langsung hal tersebut akan meruntuhkan kepercayaan atau trust yang telah kita bangun terhadap konsumen. Tetap konsisten tentu bukanlah hal yang mudah, namun percayalah, it’s worth to try.
Proses branding sendiri pun bukanlah sesuatu yang instan, perlu perjalanan yang cukup panjang dan pembelajaran sepanjang proses, atau singkatnya step by step. Namun, ketika brand kita telah menjadi prioritas di kalangan konsumen, tentu disaat itulah kita sebagai pebisnis akan merasa puas dan bangga.