Advertisement
Gudnyus.id - Tidak ada yang mampu mendeskripsikan sosok R.A. Kartini hanya dengan satu kata. Namanya yang bersinar dan dilapisi dengan gelora semangat juangnya yang tak lekang tetap menghiasi asa perempuan Indonesia di setiap langkahnya.
Tapak tilasnya sudah terpatri kuat, tidak hanya di lingkaran aktivis emansipasi wanita, namun juga para wanita muda yang mulai menjelajah dunia. Cara pikirnya yang menggugah nurani dan logika, mampu mengubah hidup siapa pun yang mengikuti jejaknya.
Tepat pada hari ulang tahunnya di 21 April 2021, kami berkesempatan untuk mewawancarai salah satu “Kartini” yang telah mengabdikan diri kepada instansi selama lebih dari 25 tahun di Badan Pengusahaan (BP) Batam.
Ialah Lilik Lujayanti, Kepala Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi BP Batam, yang memaknai Hari Kartini dengan nilai-nilai kesetaraan wanita Indonesia untuk dapat berkarya di semua bidang, baik di pemerintahan, swasta, wirausaha maupun profesi.
“Ini semua tentunya tidak terlepas dari jasa-jasa R.A. Kartini yang telah memperjuangkan emansipasi wanita,” ujarnya.
Saat ditanya mengenai relevansi perjuangan R.A. Kartini di masa kini, Lilik, mengatakan, hal tersebut akan senantiasa relevan.
Perjuangannya untuk menuntut hak perempuan atas hak mendapat pendidikan dan berpartisipasi dalam kegiatan publik menjadi awal dari kesuksesan wanita Indonesia sampai saat ini.
“Hari ini, saatnya wanita-wanita muda meneruskan perjuangan R.A. Kartini dalam memajukan bangsa. Katini-Kartini muda yang berjuang menumpas sisa-sisa paham tua, wanita yang tunduk, menjadi wanita yang berdaya,” kata Lilik.
Menurutnya, seorang wanita wajib mendapatkan pendidikan tinggi. Meski wanita yang ingin menjadi ibu rumah tanggapun, juga harus mengenyam pendidikan yang baik. Intelektual sangat dibutuhkan untuk membangun keluarga yang cerdas dan kuat.
“Karena anak-anak yang cerdas dibesarkan oleh Ibu-ibu yang berdedikasi dan pintar,” pungkasnya.
Menurut Lilik, sekat pembeda gender sudah mulai hilang. Di abad dua puluh satu ini, dengan nyata dapat disaksikan begitu lumrah wanita yang menangani hal-hal yang dulu dikerjakan oleh kaum pria.
“Bahkan di negara kita pernah memiliki Presiden Wanita dan di Provinsi Kepulauan Riau saat ini Wakil Gubernurnya adalah wanita. Ini menjadi bukti nyata emansipasi wanita masih terus berlangsung di negeri ini,” ujar Lilik.
Meski demikian, tidak dinyana, akan ditemukan kendala yang menghadang para Kartini untuk menyelesaikan mimpi-mimpinya.
Terutama, sejumlah jabatan strategis dalam banyak organisasi telah memberikan kesempatan untuk diisi oleh pekerja wanita yang bersedia untuk memberikan waktu dan komitmen yang tinggi terhadap organisasi.
Jika sudah demikian, para pegawai yang telah berkeluarga harus mampu menyeimbangkan tanggung jawab antara keluarga dan pekerjaan demi kemajuan karirnya.
Adanya peluang bagi perempuan yang sudah berkeluarga untuk terus berkarir senantiasa dihadapkan dengan potensi munculnya konflik peran, yaitu tanggung jawab mereka terhadap tugas rumah tangga dan tanggung jawab atas pekerjaannya.
“Namun saya yakin, dengan adanya dukungan dari keluarga, maka akan mengurangi konflik peran tersebut dan wanita dapat berkarya tanpa terhalangi oleh status pernikahan maupun tanggung jawab tugas rumah tangga,” tutur Lilik.
Terakhir, Ia berpesan, emansipasi wanita memang telah menghancurkan dinding sekat yang menghambat, menjadikan kesetaraan antara pria dan wanita untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam beragam bidang.
“Namun setinggi apapun posisi wanita, jangan lupakan jati diri dan kodrat sebagai wanita, yaitu sebagai istri dan seorang ibu yang melahirkan generasi bangsa,” tutupnya. (rud)