Advertisement
Gudnyus.id - Arsitektur dasar cloud gaming mungkin terlihat tidak berbeda dengan penjelasan terkait online gaming atau web based gaming dimana pemain tetap harus meng-install client application agar dapat memainkan permainan digital yang diinginkan.
Namun jika diperhatikan lebih mendalam kita dapat mengetahui bahwa peran client application bukanlah sebagai aplikasi permainan pada umumnya melainkan hanyalah sebagai layar yang menampilkan apa yang terjadi pada server. Hal ini serupa dengan cara kerja twitch.tv yang menyalurkan hasil tangkapan satu kamera pada layar penonton.
Jika memang fungsi client hanya menyalurkan lantas bagaimana pemain bisa mengkontrol alur permainan yang sedang berjalan? Hal tersebutlah yang membedakan Cloud Gaming dengan sekedar streaming gambar dan suara.
Arsitektur dari Cloud Gaming juga harus bisa menangkap informasi yang disampaikan player melalui keyboard ataupun perangkat input lainnya.
Sehingga pada dasarnya apa yang terjadi pada cloud gaming adalah permainan digital yang dijalankan tidak pada komputer yang sedang memainkannya.
Permainan digital tersebut dinyalakan di server dan menyalurkan tampilan tersebut ke layar pemain. Disaat server menyalurkan tampilan permainan digital tersebut (Data Flow), server tetap mendengarkan perintah user agar perintah tersebut diteruskan ke dalam permainan digital yang sedang berjalan (Control Flow).
Penekanan arsitektir permainan cukup memperhitungkan kecepatan internet tanpa mempedulikan spesifikasi komputer yang dimiliki oleh pemain.
Popularitas cloud gaming sendiri semakin meningkat dan berbagai layanan cloud gaming pun bermunculan. Termasuk Google yang memperkenalkan Stadia, Nvidia yang menghadirkan GeForce Now, dan yang paling baru adalah Amazon Luna.
Penulis: Dodick Zulaimi Sudirman S.Kom., M.T.I., Cloud Gaming Masa Depan Industri Game