Advertisement
Gudnyus.id - Tenaga listrik merupakan salah satu jenis energi yang sangat diperlukan dalam pembangunan.
Oleh karena itu dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan sekitar 7%-10% per tahun sampai tahun 2025, konsumsi listrik Indonesia akan meningkat dengan cepat. Penyediaan tenaga listrik di Indonesia mencapai sekitar 120 GW pada tahun 2025.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik ini sesuai Kebijakan Energi Nasional (Kepres No. 5 Tahun 2006) harus dikembangkan berbagai energi alternatif termasuk energi terbarukan, antara lain panas bumi, mikrohidro, surya, angin, samudera, biomasa dan nuklir, yang ditargetkan mencapai lebih dari 17% dari pangsa energi primer nasional.
Panas bumi, hidro dan mikrohidro mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan yaitu potensi panas bumi maksimum 28,18 Gwe, hidro sebesar 75 GWe dan mikrohidro 450 MWe.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik pada tahun 2025, maka sumberdaya energi terbarukan yang dapat memberi dukungan secara signifikan adalah panas bumi, biomasa (melalui sampah, limbah, gasifikasi dan BBN) serta surya melalui PLTS.
Tenaga angin sesuai dengan kondisi Indonesia sangat terbatas, sedangkan tenaga kelautan secara teknis dan ekonomis sulit dikembangkan secara besar-besaran. Tenaga surya yang telah dimanfaatkan saat ini adalah salah satu sumber yang paling menjanjikan energi untuk abad ke-21, mengingat :
- Bersih; sistem tenaga surya menghasilkan listrik dengan nol emisi gas CO2 atau polutan lainnya yang berhubungan dengan pemanasan global dan hujan asam.
- Terbarukan; sistem tenaga surya dapat mengkonversi cahaya matahari alami ke dalam penyediaan energi yang tidak terbatas.
- Berlimpah; jumlah sinar matahari dalam setiap jam mengandung energi cahaya setara dengan konsumsi energi total dunia selama satu tahun
Selain itu Indonesia terletak di garis katulistiwa, sehingga Indonesia mempunyai sumber energi surya yang berlimpah dengan intensitas radiasi matahari rata-rata sekitar 4.8 kWh/m2 per hari di seluruh wilayah Indonesia.
Dengan berlimpahnya sumber energi surya yang belum dimanfaatkan secara optimal, sedangkan di sisi lain ada sebagian wilayah Indonesia yang belum terlistriki karena tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN, sehingga Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan sistemnya yang modular dan mudah dipindahkan merupakan salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan sebagai salah satu pembangkit listrik alternatif.
Sayangnya biaya pembangkitan PLTS masih lebih mahal apabila dibandingkan dengan biaya pembangkitan pembangkit listrik tenaga konvensional, karena sampai saat ini piranti utama untuk mengkonversi energi matahar menjadi energi listrik (modul fotovoltaik) masih merupakan piranti yang didatangkan dari luar negeri.