Advertisement
Gudnyus.id - Dalam perjalanannya di lebih dari setengah abad, Otorita Batam —kini BP Batam terus berbenah dan berkembang. Peran vital dan keseriusannya dalam membangun Kota Batam membuat kawasan ini terus melaju menuju kota industri yang cukup diperhitungkan di Indonesia saat ini.
Pada mulanya, Pulau Batam dikembangkan sebagai Pangkalan Logistik dan Operasional. Kegiatan itu berhubungan dengan eksploitasi dan eksplorasi minyak lepas pantai sesuai Keppres 65 Tahun 1970. Kemudian pada 26 Oktober 1971, Presiden Soeharto mengeluarkan Keppres Nomor 74 Tahun 1971 tentang Pengembangan Pembangunan Pulau Batam Menjadi Daerah Industri. Di masa inilah, cikal bakal munculnya Otorita Batam yang kemudian diresmikan melalui Keppres 41 Tahun 1973.
Tiga tahun berselang, Batam kemudian dikembangkan menjadi kawasan industri, pusat perniagaan, pariwisata, dan pengembangan daerah industri. Perkembangan Batam pun kian pesat kala Otorita Batam dipimpin oleh Prof. Dr. Ing. BJ Habibie selama dua dekade. Di bawah kepemimpinannya, Batam kian dikenal sebagai daerah industri berteknologi tinggi, perdagangan, alih kapal, dan pariwisata.
Kemudian pada 2004, untuk memperjelas status Batam, Undang-Undang Free Trade Zone (FTZ) atau zona dagang Bebas pun disahkan DPR RI. Dengan adanya aturan ini, Batam kemudian memiliki daya tarik tersendiri sebagai wilayah dengan berbagai potensi investasinya.
Selain FTZ, Kota Batam juga memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang dicanangkan mempercepat pembangunan, meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan daya saing. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menilai pengembangan kawasan ini mampu mendorong hilirisasi yang menghasilkan nilai tambah, meningkatkan investasi, menciptakan lapangan kerja, serta membuka peluang usaha, khususnya di Batam. Pengembangan yang sangat dibutuhkan dalam memperkuat struktur industri yang menjadi faktor penting dalam persaingan global.
Hilirisasi adalah proses atau strategi suatu negara untuk meningkatkan nilai tambah komoditas yang dimiliki. Dengan hilirisasi, komoditas yang tadinya di ekspor dalam bentuk mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau jadi. Dengan demikian, maka nilai ekspor negara menjadi lebih besar. Sehingga mampu meningkatkan perekonomian.
Pertama yaitu KEK Nongsa Digital Park (NDP) yang ditargetkan dapat menyerap investasi hingga Rp26 triliun dan tenaga kerja sebanyak 16.500 orang pada 2040. Di kawasan ini juga sudah dilengkapi infrasturktur pendukung seperti resor, perkantoran, akademi, pelabuhan feri internasional, dan lapangan golf.
Kemudian KEK Batam Aero Technic (BAT) yang merupakan pusat pemeliharaan, pengerjaan, penanganan, dan perbaikan pesawat udara (maintenance, repair, overhaul/MRO). Dengan begitu, pemeliharaan, pengerjaan, penanganan, dan perbaikan pesawat udara nasional tidak perlu dilakukan di luar negeri lagi.
Saat ini, KEK Batam Aero Technic mampu melakukan perawatan kecil, sedang dan besar (A Check, C Check), mingguan, layanan tertentu dan transit pada jenis pesawat Airbus 320 series, Boeing 737 series, Airbus 330 series, Hawker 800/ 900 XP, ATR 72 500/ 600, dan tipe pesawat lainnya. Lokasi KEK Batam Aero Technic yang strategis dengan pasar Asia Pasifik juga diharapkan mampu menarik 12.000 unit pesawat dan nilai bisnis sebesar US$ 100 milyar pada tahun 2025, serta menghasilkan nilai investasi Rp7,29 triliun hingga tahun 2030.
Selain itu BP Batam juga tengah mempersiapkan pengembangan KEK Bidang Kesehatan di Sekupang dengan nilai investasi Rp3,3 triliun yang saat ini masih dalam tahap pengajuan perizinan ke Kemenko Perekonomian selaku Dewan KEK Nasional.
Dengan KEK Kesehatan ini, BP Batam akan mengembangkan rumah sakit bertaraf internasional yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung. Dengan fasilitas FTZ dan KEK, serta dilengkapi insentif fiskal maupun nonfiskal, Batam pun menawarkan kemudahan untuk berinvestasi dengan pengembangan potensi mencakup wisata kebugaran, wisata kesehatan, dan sistem manajemen kesehatan yang terpadu.
Tidak hanya itu, di bawah kepemimpinan Muhammad Rudi, BP Batam juga telah menyiapkan berbagai infrasturktur pendukung guna menyiapkan Batam Baru 2029. Dengan harapan, Batam menjadi kawasan modern, merangsang kegiatan ekonomi dari hulu ke hilir, serta membentuk konektivitas aktivitas perdagangan dan industri.
Secara angka, setidaknya ada 59 proyek strategis infrastruktur yang telah selesai dibangun pada 2021 lalu. Kemudian, pada 2022 terdapat 32 proyek strategis infrastruktur kawasan yang berhasil diselesaikan BP Batam. Bahkan hingga 2024 mendatang, akan ada 22 proyek infrastruktur jalan yang akan dilaksanakan. Lima di antaranya merupakan proyek prioritas nasional, serta 17 kegiatan prioritas BP Batam.
Kelima proyek prioritas nasional itu adalah pembangunan jalan koridor utama dari Simpang Laluan Madani hingga ke Simpang Bundaran Punggur. Jalan dua lajur ini, akan dibangun sepanjang 9 kilometer dengan penambahan tiga lajur kiri dan tiga lajur kanan, sehingga nantinya akan menjadi 5 lajur kanan dan kiri.
Selanjutnya, pembangunan Jalan Yos Sudarso tahap III. Yakni pembangunan sepanjang 1,2 kilometer yang akan dimulai dari simpang Bengkong hingga underpass Pelita. Kemudian, jalan koridor utama sepanjang 2,6 kilometer dari Bundaran Punggur hingga ke Simpang Bandara Hang Nadim. Jalan ini juga akan dibangun 3 lajur kiri dan kanan. Dua proyek prioritas nasional lainnya adalah, pembangunan Bundaran Punggur dan Bundaran bandara, dengan diameter bundaran 100 meter.
Di sisi lain, BP Batam juga tengah merencanakan pembangunan Light Rapid Transit (LRT) sebagai salah satu upaya mengurangi kemacetan dan menjadikan Batam semakin modern. Selain itu, LRT juga menjadi bagian dari upaya pembangunan infrastruktur Kota Batam untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan LRT ini diperkirakan akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dan wisatawan Kota Batam. Selain mengurangi kemacetan, LRT juga akan menjadi alternatif transportasi yang lebih mudah dan efisien.
Dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan, BP Batam juga menegaskan bahwa proyek pembangunan LRT akan memperhatikan aspek lingkungan dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan dan menekan emisi gas buang. Pembangunan LRT ini menjadi salah satu indikator citra Kota Batam sebagai kota yang modern dan inovatif.