Saiful K. Teibang
14 Oktober 2024, 21:19 WIB
Last Updated 2024-10-14T14:19:55Z

Proses Manajemen Kinerja yang Berkelanjutan untuk Hasil Terbaik di Era Digital

Advertisement

Hoirun Nisa

Mahasiswa STIE Pembangunan Tanjungpinang

Setiap perusahaan pasti akan meninjau dan mengevaluasi hasil kinerja karyawan atau anggotanya yang biasanya dilakukan di akhir tahun.  baik dalam hal kinerja perusahaan maupun kinerja karyawan secara individu. Perusahaan percaya bahwa dengan adanya manajemen kinerja dapat digunakan sebagai latihan tahunan yang harus dilakukan secepat mungkin sehingga manajemen dapat memberikan kenaikan gaji dan bonus kepada karyawan, lalu melanjutkannya.

Manajemen kinerja adalah suatu proses yang dirancang untuk meningkatkan kinerja organisasi, kelompok, dan individu yang digerakkan oleh para manajer. Pada dasarnya, manajemen kinerja adalah suatu proses yang dilaksanakan secara sinergi antara manajer, individu, dan kelompok terhadap suatu pekerjaan di dalam organisasi. Proses ini lebih mengacu pada prinsip manajemen berdasarkan sasaran (management by objectives) daripada manajemen berdasarkan perintah. Proses manajemen kinerja melibatkan penetapan tujuan dan harapan, penilaian kemajuan, pemberian umpan balik, dan peningkatan pengetahuan, keterampilan, serta kemampuan setiap karyawan untuk bekerja.

Memang sulit untuk melakukan semua itu selama pertemuan 15-30 menit setahun sekali.

Namun, itulah sebabnya perusahaan-perusahaan terkemuka mengadopsi proses manajemen kinerja yang lebih gesit yang lebih berfokus pada umpan balik dan pembinaan berkelanjutan daripada tinjauan tahunan formal. Perusahaan juga mengadopsi solusi perangkat lunak (Software) untuk membantu mereka membangun kerangka kerja yang efisien untuk komunikasi berkelanjutan antara karyawan dan manajer tanpa menciptakan beban administratif tambahan.

Apalagi di era digital yang serba cepat dan dinamis ini, perusahaan dituntut untuk terus berinovasi agar tetap relevan dan kompetitif. Salah satu aspek penting dalam menghadapi tantangan ini adalah manajemen kinerja yang berkelanjutan. Perusahaan dapat menjaga produktivitas, mengelola sumber daya manusia, dan mencapai target jangka panjang dengan efisien, hal ini bergantung pada penerapan inovasi digital.

Siklus Manajemen Kinerja Berkelanjutan

Manajemen kinerja berkelanjutan adalah pendekatan strategis yang dirancang untuk mempertahankan produktivitas, efisiensi, dan kesejahteraan karyawan dalam jangka panjang. Tidak hanya berfokus pada hasil jangka pendek, tetapi juga memastikan bahwa kinerja tetap konsisten dan berkualitas di masa depan. Dalam lingkungan bisnis modern yang berubah dengan cepat, keberlanjutan dalam kinerja menjadi sangat penting untuk mendukung pertumbuhan perusahaan. Manajemen kinerja berkelanjutan adalah proses siklus yang terjadi berulang-ulang sepanjang tahun. Siklus ini melibatkan perencanaan (menetapkan tujuan dan harapan), pengecekan (melalui komunikasi terbuka dan pembinaan), dan peninjauan (umpan balik yang transparan dan sering). Bila dilihat sebagai proses berkelanjutan yang terjadi sepanjang tahun, manajemen kinerja menjadi tidak terlalu memberatkan dan lebih efektif dalam mencapai tujuan yang dimaksudkan.

 

Mari kita lihat lebih dekat.

  1. Perencanaan Manajemen Kinerja

Seperti banyak proses lainnya, manajemen kinerja yang efektif dimulai dengan perencanaan. Menetapkan tujuan dan ekspektasi adalah setengah dari perjuangan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam proses manajemen kinerja yang berkelanjutan, perencanaan adalah proses kolaboratif antara manajer dan karyawan. Merupakan tanggung jawab manajer untuk memastikan karyawan memahami bagaimana pekerjaan mereka sesuai dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan, dan bagaimana kinerja individu mereka berkontribusi terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Sehingga, setelah tujuan dasar ini telah disampaikan, karyawan dan manajer dapat menetapkan tujuan kinerja yang selaras dengan tujuan Perusahaan.

  1. Menetapkan Sasaran Manajemen Kinerja

Penetapan sasaran artinya menetapkan tujuan yang harus dicapai oleh karyawan selama kurun waktu tertentu. Berdasarkan tujuan-tujuan inilah kinerja karyawan akan diukur dan dievaluasi. Alih-alih menetapkan sasaran untuk sepanjang tahun, manajemen kinerja berkelanjutan berfokus pada periode waktu yang lebih pendek, sehingga sasaran lebih dapat dicapai dan lebih fleksibel. Jika kejadian tak terduga mengharuskan perubahan dalam rencana perusahaan, akan lebih mudah untuk mengalihkan fokus dan menyesuaikannya.

Penetapan sasaran biasanya dimulai dengan deskripsi pekerjaan. Ketika orang dipekerjakan untuk melakukan suatu pekerjaan, mereka menandatangani serangkaian tugas pekerjaan yang ditetapkan dalam deskripsi pekerjaan. Sasaran deskripsi pekerjaan membantu menetapkan harapan bersama tentang bagaimana tugas pekerjaan yang harus dilakukan karyawan, memiliki sasaran yang jelas dan target yang spesifik dapat memastikan karyawan untuk fokus pada kinerja utamanya tanpa adanya gangguan.

  1. Melakukan Pengecekan

Alih-alih menunggu penilaian tahunan, manajemen kinerja berkelanjutan mendorong komunikasi yang terus-menerus dan terbuka yang memungkinkan para manajer untuk memeriksa kemajuan karyawan secara berkala dan informal. Demikian pula, hal ini memungkinkan karyawan untuk mencari bimbingan atau memberikan tanda bahaya ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana. Pemeriksaan dapat menghasilkan kata-kata pengakuan dan dorongan yang sederhana, atau dalam bentuk pembinaan secara langsung untuk membantu karyawan mengatasi rintangan. Rapat rutin yang bersifat santai menciptakan lingkungan kerja yang lebih transparan dan tidak terlalu menegangkan karena ekspektasinya jelas. Hal ini juga membangun kerangka kerja informal untuk akuntabilitas berkelanjutan yang memudahkan para manajer untuk menunjukkan kekurangan kinerja dan membantu karyawan untuk kembali ke jalur yang benar.

  1. Melakukan Tinjauan

Penilaian kinerja adalah proses yang lebih formal untuk menilai kemajuan karyawan terhadap sasaran yang telah ditetapkan. Berdasarkan penilaian kinerja, keputusan dibuat terkait remunerasi, pengembangan keterampilan, kebutuhan pelatihan, peluang promosi, dan topik lainnya. Manajemen kinerja berkelanjutan mendorong peninjauan berkala terhadap kemajuan karyawan sepanjang tahun, dan menghindari kesalahan penilaian tahunan di mana manajer lebih menekankan pada kejadian terkini karena kejadian tersebut masih segar dalam ingatan mereka.

Tinjauan kinerja yang efektif adalah proses kolaboratif antara manajer dan karyawan yang mencakup:

  1. Umpan balik tepat waktu selama periode peninjauan. Hal ini sebenarnya dicapai melalui "pemeriksaan" kinerja karyawan.
  2. Penilaian yang transparan terhadap kinerja karyawan diukur seobjektif mungkin terhadap tujuan yang ditetapkan, serta dialog terbuka mengenai umpan balik penilaian.
  3. Pengakuan dan dokumentasi tinjauan kinerja karyawan termasuk kesimpulan dan tujuan baru untuk periode kinerja berikutnya.

Dengan adanya tujuan baru, muncullah siklus baru manajemen kinerja, dan seterusnya.

 

Pentingnya Inovasi Digital Dalam Manajemen Kinerja Berkelanjutan

Teknologi digital telah mengubah cara kita bekerja. Dalam hal manajemen kinerja, inovasi digital berperan penting dalam mengatasi berbagai tantangan dunia kerja modern, seperti tuntutan fleksibilitas, kolaborasi jarak jauh, dan perubahan kebutuhan keterampilan. Berikut beberapa alasan mengapa inovasi digital sangat relevan dalam manajemen kinerja berkelanjutan:

  1. Efisiensi dan Produktivitas yang Meningkat. Platform digital memungkinkan perusahaan memantau dan mengukur kinerja secara real-time. Sistem seperti performance management software memberikan data yang akurat dan langsung, membantu manajer untuk mengambil keputusan cepat yang berbasis fakta, bukan asumsi. Otomatisasi juga mengurangi beban administratif, sehingga karyawan dapat lebih fokus pada tugas-tugas strategis.
  2. Kolaborasi Jarak Jauh yang Efektif. Di dunia kerja modern, bekerja dari jarak jauh sudah menjadi hal yang umum. Aplikasi kolaborasi seperti Slack, Microsoft Teams, dan Zoom memungkinkan tim tetap terhubung meski berada di lokasi yang berbeda. Dengan alat-alat ini, komunikasi dan koordinasi kerja bisa dilakukan dengan lancar, tanpa mengorbankan efisiensi dan produktivitas.
  3. Pembelajaran Berkelanjutan. Dalam manajemen kinerja berkelanjutan, pembelajaran dan pengembangan keterampilan sangat penting. Teknologi digital memungkinkan akses mudah ke platform pembelajaran daring seperti Coursera, Udemy, dan LinkedIn Learning, sehingga karyawan dapat terus meningkatkan kemampuan mereka. Dengan cara ini, perusahaan dapat memastikan bahwa karyawan tetap relevan dan mampu beradaptasi dengan perubahan kebutuhan industri.
  4. Analitik Kinerja yang Lebih Akurat. Inovasi dalam analitik data memungkinkan perusahaan menganalisis pola kinerja individu maupun tim dengan lebih tepat. Dengan alat analitik yang canggih, manajer dapat mengidentifikasi hambatan produktivitas lebih awal dan mengambil tindakan yang sesuai. Selain itu, analisis ini membantu perusahaan menyusun strategi jangka panjang yang lebih efektif untuk mengoptimalkan potensi karyawan.

 

Tantangan Manajemen Kinerja Berkelanjutan di Era Digital

Meskipun inovasi digital menawarkan banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi perusahaan dalam menerapkannya, seperti:

  1. Adaptasi Teknologi. Tidak semua karyawan atau perusahaan siap untuk mengadopsi teknologi baru. Dalam beberapa kasus, ada resistensi terhadap perubahan atau kurangnya keterampilan digital. Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan adanya program pelatihan yang memadai untuk memudahkan transisi.
  2. Keamanan Data. Penggunaan teknologi digital dalam manajemen kinerja membawa risiko keamanan data. Perusahaan harus berhati-hati dalam mengelola informasi sensitif terkait karyawan dan kinerja mereka. Implementasi sistem keamanan yang kuat menjadi keharusan untuk melindungi data perusahaan dan karyawan.
  3. Ketergantungan pada Teknologi. Meskipun teknologi dapat meningkatkan produktivitas, ketergantungan berlebihan juga dapat menjadi masalah. Perusahaan perlu menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi dan sentuhan manusia dalam manajemen kinerja, seperti umpan balik langsung dan interaksi tatap muka.

Cara Mengatasi Tantangan

Untuk menghadapi tantangan tersebut, perusahaan harus memiliki strategi yang jelas dalam mengintegrasikan teknologi digital ke dalam manajemen kinerja mereka:

  1. Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan Digital. Perusahaan harus menyediakan program pelatihan untuk meningkatkan literasi digital karyawan. Ini tidak hanya mencakup penggunaan teknologi baru, tetapi juga bagaimana cara memaksimalkan potensinya untuk mendukung kinerja.
  2. Kebijakan Keamanan yang Ketat. Perusahaan perlu mengembangkan kebijakan keamanan data yang komprehensif. Menggunakan enkripsi, otentikasi ganda, dan audit berkala adalah beberapa cara untuk melindungi informasi sensitif.
  3. Pendekatan Hybrid dalam Manajemen Kinerja. Meskipun teknologi digital penting, pendekatan hybrid yang memadukan teknologi dan interaksi manusia dapat memberikan hasil yang lebih baik. Kombinasi antara analitik data dan diskusi langsung dengan karyawan dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kinerja.

Inovasi digital adalah kunci utama untuk mencapai manajemen kinerja yang berkelanjutan di era modern. Dengan memanfaatkan teknologi, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kolaborasi. Namun, penting bagi perusahaan untuk tetap waspada terhadap tantangan yang muncul dan menyusun strategi yang tepat agar teknologi benar-benar dapat mendukung kinerja berkelanjutan. Perusahaan yang mampu mengelola keseimbangan ini akan lebih siap menghadapi tantangan masa depan dan tetap kompetitif dalam industri mereka.