Saiful K. Teibang
5 April 2025, 08:07 WIB
Last Updated 2025-04-05T01:07:19Z
Opini

Urgensi Pembiayaan Syariah Terhadap UMKM (Belajar dari Potensi Ekonomi UMKM Selama Ramadan)

Advertisement

Oleh: Raja Dachroni

Pelanggan Setia Produk UMKM dan Ayah Empat Anak


Ramadan selalu membawa nuansa yang berbeda. Selain sebagai bulan penuh berkah dan ampunan, Ramadan juga menghadirkan lonjakan aktivitas ekonomi yang luar biasa, khususnya bagi pelaku UMKM. Di saat masyarakat lebih giat beribadah, geliat konsumsi pun ikut meningkat—terutama di sektor makanan dan minuman. 

Menurut Asosiasi UMKM Indonesia (2023), penjualan pelaku UMKM di bulan Ramadan bisa meningkat hingga 30-50 persen dibanding bulan-bulan biasa. Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan bukti bahwa bulan Ramadan menyimpan potensi besar yang bisa dimanfaatkan oleh UMKM untuk berkembang lebih jauh.

Tak hanya makanan dan minuman, kebutuhan masyarakat selama Ramadan meluas hingga perlengkapan ibadah, busana Muslim, hingga hampers lebaran. Data dari BPS (2023) mencatat, rata-rata pengeluaran rumah tangga untuk Ramadan berkisar antara Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta. Ini artinya, pasar terbuka lebar—tinggal bagaimana UMKM bisa masuk dan menjawab kebutuhan tersebut.

Namun, realitasnya tidak sesederhana itu. Banyak UMKM yang kesulitan mendapatkan modal usaha, apalagi menjelang Ramadan yang biasanya memerlukan tambahan stok dan produksi. Di sinilah pembiayaan syariah bisa menjadi jawaban..

Mengapa Pembiayaan Syariah Penting?

Pembiayaan syariah bukan hanya alternatif, tapi juga solusi yang lebih ramah bagi UMKM. Prinsip-prinsipnya yang bebas riba dan mengedepankan keadilan menjadikannya relevan, khususnya bagi pelaku usaha yang ingin tetap sesuai dengan ajaran Islam dalam menjalankan usahanya.

Pembiayaan syariah menawarkan berbagai produk yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan UMKM, seperti murabahah (jual beli) dan musyarakah (kemitraan). Produk-produk ini memberikan alternatif bagi UMKM yang ingin menghindari riba dan praktik keuangan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah. Dengan akses yang lebih mudah ke pembiayaan, UMKM dapat meningkatkan kapasitas produksi, memperluas jangkauan pasar, dan berinovasi dalam produk dan layanan mereka. Namun, bukan berarti persoalan ini tanpa tantangan atau persoalan problematik. Berikut beberapa alasan kenapa pembiayaan syariah bisa menjadi jalan keluar yang bijak:

Pertama, Akses Modal yang Lebih Mudah. Pembiayaan syariah memberikan kemudahan bagi UMKM untuk mendapatkan modal tanpa harus terjebak dalam utang berbunga tinggi. Lembaga keuangan syariah sering kali menawarkan syarat yang lebih fleksibel dan proses yang lebih cepat dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional.

Kedua, Faktor Dukungan untuk Inovasi. Dengan adanya pembiayaan syariah, UMKM dapat berinvestasi dalam inovasi produk, seperti menciptakan menu baru untuk berbuka puasa atau meningkatkan kualitas produk yang ditawarkan. Hal ini tidak hanya meningkatkan daya saing, tetapi juga menarik lebih banyak pelanggan selama bulan Ramadan.

Ketiga, Pelatihan dan Edukasi. Banyak lembaga keuangan syariah yang tidak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga menawarkan pelatihan dan edukasi kepada UMKM. Ini mencakup manajemen keuangan, pemasaran, dan pengembangan produk, yang sangat penting untuk pertumbuhan jangka panjang.

Keempat, Pemberdayaan Ekonomi Lokal. Pembiayaan syariah juga berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi lokal. Dengan mendukung UMKM, pembiayaan syariah membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selama Ramadan, UMKM yang berkembang dapat memberikan kontribusi lebih besar terhadap ekonomi lokal, yang pada gilirannya meningkatkan daya beli masyarakat.

Menuju UMKM yang Tangguh dan Berkah

Bulan Ramadan memberikan momen emas bagi UMKM. Tapi tanpa akses pembiayaan yang memadai, potensi ini bisa lewat begitu saja. Oleh karena itu, peran pembiayaan syariah sangat krusial. Tak hanya menyuplai modal, tapi juga membantu membangun usaha yang kuat, etis, dan berkelanjutan.

Ke depan, penting bagi lembaga keuangan syariah untuk terus berinovasi. Produk-produk pembiayaan perlu disesuaikan dengan dinamika pasar dan kebutuhan UMKM yang kian kompleks. Dengan begitu, UMKM tak hanya bertahan, tapi juga bisa naik kelas dan memberi kontribusi nyata bagi ekonomi nasional.

Pembiayaan syariah bukan sekadar tentang dana—ia adalah bagian dari ekosistem yang memberdayakan. Di tangan UMKM, setiap rupiah yang disalurkan bisa menjadi pembuka pintu rezeki dan keberkahan bagi banyak orang.

Semoga semakin banyak pelaku UMKM yang merasakan manfaatnya, dan semoga Ramadan kali ini menjadi momen tumbuh bersama, lebih kuat dan lebih berkah.